Memprioritaskan keluarga

Allah berfirman 
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." At Tahrim ayat 6

Jaga diri dan keluarga. Belajar untuk beramal untuk diri juga ‪#‎KELUARGA‬ dulu baru orang lain. Berdakwah kepada keluarga merambat keorang lain. Bukan orang lain diperhatikan keluarga diabaikan.
Mari introspeksi diri. 

Tatkala kita memperhatikan setiap detail penampilan laku dan lisan orang lain sudahkah kita memperhatikan keluarga kita? Bagaimana penampilan lisan laku saudara perempuan kita suami istri dan orang tua?
Saat kita mengkritisi akun teman kita sudahkah kita tengok akun keluarga kita. Bagiamana fotonya bagaimana status yang dia tuliskan? Jorok kah?baik kah? 

Perhatikan keluarga kita....
Allah Kembali menegaskan dalam firmanNya
"...Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." surat Al Baqarah ayt 24

Tahan diri kita untuk menghakimi orang lain... Tahan diri kita untuk menyalahkan dan membid'ah kan apa yg dilakukan saudara seagama kita. Perhatikan diri kita sudah kah kita beramal dg ilmu yg kita punya... Sudahkah kita ajarkan apa yg kita ketahui untuk keluarga kita,?jaga diri kita sungguh neraka bukan untuk orang mukmin 

"Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir." surat Ali 'Imran ayat 131

‪#‎STOP‬ menyalahkan dan membid'ahkan apa yang dilakukan sesama muslim. S E S A M A M U S L I M
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr)

Allaahumma ajirni minannaarr.......... Yaa Raabbbbb.....

Faliyn on facebook
21 Juli 2015
Share on Google Plus

About Admin

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment